Rabu, 01 April 2009

kostum cita-cita


Artikel/Kolom / Dunia Anak

Kostum Cita cita
By Pitoyo Amrih
Friday, 30-January-2009, 16:13:46 172 clicks Send this story to a friend Printable Version Langganan Artikel Pitoyo Dotcom

Saya kadang tersenyum sendiri melihat polah tingkah anak itu. Terutama bagaimana dia bergaya dengan kostum yang mereka pakai. Ya, biasanya pada momen peringatan hari Kartini, atau hari pahlawan, atau juga seringkali pada peringatan lainnya, ada sebuah acara dimana sang anak diminta mengenakan kostum sesuai keinginan mereka, atau imajinasi mereka akan cita cita mereka kelak.

Click to view another photos...

Kostum Cita-cita, demikian kita menyebut kostum-kostum anak itu untuk dikenakan pada acara peringatan-peringatan itu.

Dunia anak adalah sebuah dunia yang mungkin tidak sepenuhnya kita bisa menjangkaunya. Walaupun kita semua pernah anak-anak, saya yakin saat ini kita sebagai orang tua, bilasaja diminta untuk merasakan apa yang pernah kita rasakan dulu sebagai anak-anak, pasti kita tidak akan pernah bisa secara sempurna menghadirkan kembali gambaran perasaan itu kepada kita hari ini. Karena gambaran suasana itu akan terpengaruhi dengan segala macam pengalaman kita sepanjang hidup dari masa kanak itu sampai sekarang. Belum lagi adanya factor dimana, hal yang dihadapi anak sekarang pastilah beda dengan masa kanak kita dulu.

Suatu ketika pernah salah satu orang yang saya kagumi pernah memberikan saran kepada saya tentang bagaimana kita sebaiknya mendidik anak. Menurutnya, “..hak kita sebagai orang tua, cukuplah bagi kita menyediakan dan menawarkan jalan dan rambu-rambu,.. janganlah kita terlalu banyak memberi keharusan akan tujuan tertentu..”

Termasuk dalam hal berimajinasi tentang cita-cita mereka. Istri saya kebetulan menekuni usaha menjual apa yang kita namakan Kostum Cita-cita , menjual segala kostum profesi dengan ukuran anak-anak, ada kostum tentara, polisi, pemadam kebakaran, dokter, perawat, pilot, pramugari, dan sebagainya. Suatu ketika pada sebuah perayaan hari Kartini, ada seorang anak yang ingin sekali mengenakan baju seorang perawat. Dia memilih sendiri kostum ini, tapi entah kenapa si ibu sang anak, begitu mengintimidasi sang anak untuk memakai baju semacam gaun princess. Mungkin pemaksaan kehendak kita sebagai orang tua seperti inilah yang sebaiknya kita batasi. Biarkan anak-anak kita membayangkan sendiri apa yang menurut mereka menarik dan menyenangkan.

Biarlah anak-anak kita tetap berada di dunianya.


Pitoyo Amrih

Think Like A Child

Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia , Anne Ahira, sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu. Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya foto dirinya didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate , Menara Eiffel, dsb. Gambar-gambar tadi di fotocopy dan ditempel di dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual gado-gado.

Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan Golden Gate . Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.

Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada ketakutan-ketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak. Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions, dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.

Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita. Ada sebuah cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah di sebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:gambar apa ini?. Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:sebuah titik hitam di papan tulis putih. Sang konsultan tiga kali mengulang pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun geleng-geleng kepala.Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama di sebuah TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda... Ya, bagi anak-anak, titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam memecahkan masalah.

Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: Every child is an artist. The challenge is to remain an artist after you grow up. Ya, pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.

Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang seringkali sudah kita lupakan:

Berimajinasi

Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi.

Misalnya dengan membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya, apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau hang-out, minumnya apa, makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang karakter produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.

Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan dan tidak terlalu memikirkan the how nya. Karena bagi anak-anak semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering menyabotase pikiran jernih mereka dengan kata2: ah, mana mungkin.Bayangkan kalau cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif ah mana mungkin tadi.

Bermain

Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada masalah bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap persoalan. Coba kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa persoalan akan lebih mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.

Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang. Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata: its just a game man ., ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan. Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia bisa bermain lebih bagus untuk mendapay skor yang lebih besar. Its just a game. And its fun!

Belajar

Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot? Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.

Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang pada saat kita menjadi manusia dewasa.

Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa? Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton? Selamat berimajinasi.

Fauzi Rachmanto
sumber : milis Bayi-Kita

Ajari si Kecil Menghargai Perbedaan

Membangun kemampuan berinteraksi dan saling menghormati dengan orang dari berbagai kalangan tidak dapat dilakukan secara instan maupun dipelajari lewat nasihat semata. Anak-anak memerlukan contoh yang nyata. Sebagai orang tua, Anda biasanya menjadi role model utama bagi si Kecil. Anak-anak telah menyadari adanya perbedaan sejak usia sangat muda, meski orang dewasa di sekitarnya tidak pernah membicarakannya. Meski menyadari adanya perbedaan, namun mereka belum memahami apa arti perbedaan tersebut. Dari orang-orang dewasa di sekitarnya ia belajar tentang arti dan sikap dalam menghadapi perbedaan.

Diane Maluso, Associate Professor of Psychology di Elmira College, juga menekankan pentingnya peran orang tua tersebut. “Anak-anak bekajar tentang sikap orang tua terhadap orang lain dari cara orang tuanya berinteraksi dan dengan ungkapan-ungapan yang dilontarkan mengenai orang lain”, paparnya. Lewat sikap serta bahasa yang digunakan orang tuanya terhadap orang lain, anak-anak belajar tentang konsep diri dan relasinya dengan orang lain.

Jika Anda memiliki hubungan baik serta menunjukkan rasa hormat pada orang yang berbeda baik secara fisik, gender, sosial maupun ekonomi maka anak akan belajar bahwa semua perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Namun kalau anda justru kerap meremehkan atau berbicara dengan tidak sopan pada orang-orang tertentu, jangan heran jika si Kecil pun akan melakukan hal yang sama. Contoh paling sederhana, ingat-ingatlah cara memperlakukan pembantu rumah tangga dan supir di rumah. Kalau Anda kerap berbicara dengan nada memerintah dan meremehkan, siap-siap saja mendengar hal yang sama keluar dari mulut si Kecil.

Pada usia Sekolah Dasar, pemahaman anak akan status sosial dirinya serta teman-temannya juga makin meningkat dan mendorong terbentuknya sikap-sikap tertentu yang berkaitan dengan status sosialnya. Namun begitu, pada usia ini sikap egosentris anak-anak juga telah berkurang dibanding usia balita hingga mereka mulai mampu memfokuskan diri pada kualitas internal seperti kebaikan dan keburukan seseorang, dibandingkan perbedaan eksternal seperti perbedaan ras maupun kelas sosial. Pada tahap ini, lagi-lagi orang tua sangat berperan dalam mendorong anak-anaknya untuk mengeksplorasi perbedaan yang ada, memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka, dan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang membuka ruang berinteraksi dengan berbagai kalangan.

Berikut beberapa tips untuk mendorong anak-anak agar menghargai dan tidak membeda-bedakan orang dari berbagai kalangan:

* Buka kesempatan untuk mempelajari berbagai perbedaan, seperti berinteraksi dengan berbagai kalangan, sebisa mungkin dimulai dari lingkungan terdekat seperti teman-teman bermainnya, kerabat hingga kegiatan-kegiatan rekreasi.
* Pilih mainan, buku dan film yang merefleksikan berbagai jenis individu yang berbeda sepertui usia, profesi, latar belakang sosial – ekonomi, suku bangsa dan lain-lain
* Berikan kesempatan pada anak-anak untuk bermain bersama teman-teman seusianya. Bermain adalah cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain.
* Kemampuan memahami apa yang dirasakan orang lain atau berempati adalah kemampuan yang penting dimiliki oelah anak. Untuk menumbuhkannya, bantu anak mengungkapkan perasaaan mereka dan dorong mereka untuk membayangkan perasaan orang lain. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa seperti dirinya, orang lain juga senang bila diperlakukan dengan baik dan sedih bila diperlakukan tidak baik
* Saat anak-anak semakin besar dan mengajukan pertanyaan tentang berbagai perbedaan yang ada, dukunglah dengan memberikan informasi yang sesuai dengan usia mereka.

7 Cara Menyemangati Anak Belajar

Bebas berpendapat
Dukung anak Anda untuk dapat mengungkapkan pendapatnya, bicarakan mengenai perasaannya dan beri kesempatan kepadanya untuk memilih makanan penutup dan biarkan memilih kegiatan yang diminatinya di luar sekolah. Minta pendapatnya mengenai keputusan keluarga dan perlihatkan kepadanya bahwa Anda menghargainya. Salah satu hal yang penting di sekolah adalah dengan ikut berpartisipasi pada kegiatan yang diadakan kelas atau sekolah. Di rumah berikan kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan perasaannya atas apa yang dirasakannya tadi di sekolah. Cara ini merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Selalu antusias
Perlihatkan antusiasme Anda terhadap minat anak Anda dan berikan dukungan kepadanya dalam mengembangkan topik yang disukainya. Bila dia senang dengan kuda, pilih cerita yang berhubungan dengan kuda, atau minta dia untuk mencari lima hal tentang kuda di ensiklopedi. Sediakan permainan Sediakan permainan dengan berbagai macam gaya belajar, mulai dari belajar mendengar dan melihat sampai dengan belajar memilih dan merangkai. Kembangkan satu permainan, misalnya permainan blok. Dukung anak Anda untuk mengembangkan kreativitasnya serta keterampilan dalam memecahkan
masalah. Anak Anda memerlukan banyak sekali waktu bermain yang tidak terlalu terjadwal. Oleh karena itu Anda perlu menyadari kegiatan yang terlalu padat dapat membuat anak Anda stress dan mengganggu perkembangan minatnya untuk belajar.

Perbedaan minat
Tunjukan hal-hal yang baru Anda pelajari dengan antusias. Bicarakan dengan anak tentang minat Anda berdua yang berbeda. Misalnya anak Anda berminat untuk melukis sementara Anda tertarik untuk belajar bahasa Mandarin. Cari guru privat, atau Anda dapat mendaftarkan diri di tempat kursus. Orangtua merupakan contoh yang paling penting dalam kehidupan seorang anak dan bila Anda memperlihatkan kepadanya bahwa belajar adalah pengalaman hidup yang tidak ada batasan umurnya anak Anda akan menangkap pesannya. Tanya pelajaran Tanyakan kepada anak Anda apa yang telah dipelajari di sekolah bukan nilai yang diperolehnya. Walaupun dia tidak mendapatkan nilai matematika sebaik teman sekelasnya, dia masih dapat memperbaikinya dan tentu Anda tidak ingin mengecilkan hatinya. Minta anak Anda untuk mengajarkan kepada Anda apa yang telah dipelajarinya di sekolah dan dengan membiarkan dia menggunakan kata-kata dan caranya maka akan membantunya untuk dapat menguasai apa yang telah dipelajarinya tadi di sekolah.

Tidak kelelahan
Minta anak untuk selalu mengumpulkan ulangan, tes apapun tugas sekolahnya. Lakukan bersama-sama sehingga dia akan menyadari bahwa Anda memberikan perhatian terhadap kemajuannya di sekolah, bila cara Anda seperti mengintimidasi maka yang dirasakannya adalah kekhawatiran bukan keinginan untuk belajar. Semakin besar seorang anak, semakin banyak tanggungjawabnya dan semakin banyak hal yang membuatnya sedih. Oleh karena itu tanyakan padanya secara teratur untuk memastikan dia tidak merasa kelelahan dengan tugas yang banyak.

Rayakan prestasi
Rayakan prestasi yang dicapainya, tidak perduli sekecil apapun. Misalnya bila anak Anda telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, beri waktu kepadanya untuk bermain video game selama satu jam. Dengan memberikan dukungan yang positif, anak Anda jadi tidak malas belajar, dan sebaliknya justru akan merasa tertantang. Bila seorang anak merasa dihargai bila dia telah berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini akan membuatnya bersemangat dan selanjutnya akan lebih mudah bagi Anda untuk memintanya belajar.

Kembangkan bakat
Pusatkan pada kelebihan yang dimilikinya yaitu dengan memberikan dukungan kepada anak Anda dalam mengembangkan bakatnya. Walaupun anak Anda tidak menguasai matematika, kemungkinan dia dapat menulis puisi indah. Agar anak Anda bersemangat belajar dan mengerjakan tugas matematika, selingi waktu belajarnya untuk membuat puisi. Bila anak Anda menyadari bahwa dia berbakat disalah satu bidang, dia akan cukup merasa percaya diri untuk mencoba bidang-bidang lainnya.

Kembangkan dunia
Manfaatkan kejadian sehari-hari sebagai kesempatan untuk belajar . Belajar terbentuk dari yang Anda tahu dan menghubungkannya dengan fakta-fakta. Dukung anak Anda untuk mengembangkan dunia di sekitarnya, ajukan pertanyaan-pertanyaan dan rangkaikan.

pengaruh musik pada anak


By Staff FFI
Wednesday, 19-September-2007, 15:49:00 2993 clicks Send this story to a friend Printable Version Langganan Artikel Pitoyo Dotcom

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada miring. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.

Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.

Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony, demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan head banger, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony, ujar Ev. Andreas Christanday.

Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.

Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.

Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyany